Warga Korut Terancam Mati Kelaparan, Ini Efek Kurang Makan – Warga Korea Utara menjerit kekurangan pasokan makanan sehingga memicu ancaman mati kelaparan. Penyebab kekurangan makanan di Korea Utara disebut terjadi ketika mereka menutup perbatasan pada Januari 2020 karena COVID-19. Seorang wanita yang tinggal di ibu kota Pyongyang memberi tahu bahwa dia mengenal sebuah keluarga beranggotakan tiga orang yang mati kelaparan di rumah indomola.com
Warga Korut Terancam Mati
“Kami mengetuk pintu mereka untuk memberi mereka air, tapi tidak ada yang menjawab. Ketika pihak berwenang masuk ke dalam, mereka menemukan mereka tewas,” kata Ji Yeon, bukan nama sebenarnya, kepada BBC. Kondisi kelaparan sangat mengancam jiwa. Selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan, malnutrisi dapat menyebabkan penyakit tertentu, seperti anemia ketika orang tidak mendapatkan cukup zat besi atau beriberi jika mereka tidak mendapatkan tiamin yang cukup.
Saat dihadapkan dengan kelaparan, tubuh melawan balik. Hari pertama tanpa makanan sangat mirip dengan puasa semalam antara makan malam dan sarapan pagi berikutnya. Tingkat energi rendah tetapi meningkat dengan makan pagi. Dalam beberapa hari, jika tidak ada makanan untuk dimakan, tubuh mulai ‘memakan’ dirinya sendiri. Metabolisme melambat, tubuh tidak bisa mengatur suhunya, fungsi ginjal terganggu dan sistem kekebalan tubuh melemah.
“Tubuh mulai mengonsumsi simpanan energi: karbohidrat, lemak, dan kemudian protein bagian dari jaringan,” kata Maureen Gallagher, penasihat nutrisi senior untuk Aksi Melawan Kelaparan, sebuah jaringan organisasi kemanusiaan internasional yang berfokus pada penghapusan kelaparan kepada NPR dikutip Sabtu (17/6/2023). Ketika tubuh menggunakan cadangannya untuk memenuhi kebutuhan energi dasar, tubuh tidak dapat lagi memasok nutrisi yang diperlukan ke organ dan jaringan vital.
Jantung, paru-paru, ovarium, dan testis menyusut. Otot menyusut dan orang merasa lemah. Suhu tubuh turun dan orang bisa merasa kedinginan. Orang bisa menjadi mudah tersinggung, dan menjadi sulit untuk berkonsentrasi.
Jantung, paru-paru, ovarium, dan testis menyusut. Otot menyusut dan orang merasa lemah. Suhu tubuh turun dan orang bisa merasa kedinginan. Orang bisa menjadi mudah tersinggung, dan menjadi sulit untuk berkonsentrasi.
Akhirnya, tidak ada yang tersisa untuk tubuh mengais kecuali otot. “Begitu simpanan protein mulai digunakan, kematian tidak jauh,” kata Dr. Nancy Zucker, direktur Duke Center for Eating Disorders di Duke University.