Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel

Kapal Selam Nuklir AS

Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel – Kapal selam bertenaga nuklir milik Amerika Serikat (AS) telah tiba di sebuah pelabuhan di kota Busan, Korea Selatan (Korsel). Apa yang akan dilakukan kapal selam AS itu di Korsel?

Penjelasan Tentang Kapal Selam Nuklis AS

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Jumat (16/6/2023), militer Korsel mengumumkan pada Jumat (16/6) waktu setempat bahwa kapal selam bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS itu telah tiba di Busan. Ini menjadi momen pertama dalam enam tahun terakhir bagi kapal selam AS berkunjung ke pelabuhan Korsel. Kapal selam bernama USS Michigan itu diklasifikasikan sebagai ‘SSGN’ oleh Angkatan Laut AS, yang mengindikasikan jenis kapal selam yang dilengkapi rudal jelajah. Militer Korsel menyebut USS Michigan sebagai salah satu kapal selam terbesar di dunia.

Kapal selam yang dilengkapi rudal jelajah kelas Ohio itu, sebut militer Korsel, mampu membawa sekitar 150 rudal Tomahawk, dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer dan mampu meluncurkan misi pasukan khusus. Kapal selam AS itu tiba di Korsel setelah Korea Utara (Korut) menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantai timurnya pada Kamis (15/6) waktu setempat. Bulan lalu, Pyongyang juga gagal meluncurkan satelit mata-mata militer ke orbit di luar angkasa. Kehadiran kapal selam AS itu, menurut sejumlah pejabat Seoul, merupakan bagian dari perjanjian bilateral baru-baru ini untuk meningkatkan ‘visibilitas reguler’ dari aset-aset strategis AS ke Semenanjung Korea, dalam merespons program nuklir Korut yang semakin berkembang.

Baca Juga : Menperin Kumpulkan Anak Buah, Susun Strategi Genjot Sektor Industri Terkini

Dengan kedatangan USS Michigan, menurut Kementerian Pertahanan Korsel, Angkatan Laut AS dan Korsel akan menggelar latihan untuk meningkatkan kemampuan operasi khusus dan kemampuan bersama dalam mengatasi ancaman nuklir Korut yang semakin meningkat. Otoritas Korsel tidak menyebut lebih lanjut soal berapa lama USS Michigan akan berada di perairan Busan. Pada April lalu, Presiden Yoon Suk Yeol dan Presiden Joe Biden bertemu di Washington dan sepakat untuk ‘semakin meningkatkan visibilitas rutin aset-aset strategis’ di Semenanjung Korea.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *