Arkelog Temukan Harta Karun di Tunisia – Sejumlah sisa-sisa tulang dari hewan, anak-anak, hingga bayi prematur beserta 5 koin yang berusia sekitar 2.300 tahun ditemukan oleh tim arkeolog di kota Carthage, Tunisia.
Tim arkeolog menemukan sejumlah harata karun tersebut ibcbet di area reruntuhan kuil Tafat El Bony yang terletak di sebuah bukit yang menguasai Teluk Tunis dan daratan di sekitarnya.
Carthage berperan sebagai pusat peradaban Tunisia di benua Afrika dan berfungsi sebagai ibu kota provinsi Romawi di Afrika. Di masa lampau, Carhage didirikan oleh bangsa Fenisia yang juga dikenal sebagai Levant, yakni masyarakat yang mendiami pantai timur Mediterania.
Carthage juga memiliki pengaruh yang besar sebagai kerajaan dengan ekonominya yang kuat. Kartago dan Republik Romawi menjadi saingan utama dan bertempur selama perang punisia yang panjang antara tahun 264 SM dan 146 SM, yang berakhir ketika Romawi menghancurkan kota di Afrika Utara.
Namun, Romawi baru dibangun di atas reruntuhan tersebut. Kini situs arkelog dari keduanya ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979 yang sekarang terletak di tempat pemukiman pinggiran ibu kota Tunisia modern, Tunis.
Arkelog Temukan Harta Karun di Tunisia
Di sinilah para arkeolog menemukan sisa-sisa peninggalan agen maxbet bersejarah yang berasal dari abad ke-3 SM pada bulan Agustus.
Melansir dari The Archaeologist, terdapat lebih dari 20.000 guci, masing-masing membawa abu seorang anak, ditemukan ketika tim arkeolog Prancis menjelajahi situs tersebut pada tahun 1921. Hal ini pun didokumentasikan dalam catatan kuno, dengan banyak hipotesis tambahan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Sedangkan koin emas yang ditemukan merupakan cerminan atas kekayaan periode sejarah itu dan (menegaskan) nilai peradaban Kartago. Demikian diungkapkan Kementerian Kebudayaan negara yang dikutip dari laman Newsweek 90.
Baca Juga: Tempat Terpanas di Alam Semesta
Koin emas langka berukuran sekitar satu inci nova88 dan memiliki desain yang menunjukkan wajah Tanit yang menjadi simbol keibuan, kesuburan, dan pertumbuhan bagi orang Carthage. Para arkeolog percaya bahwa koin-koin itu ditinggalkan sebagai persembahan kepada Baal Hammon dan Tanit oleh pemuja kekayaan.
Namun, ada yang kontroversial dalam penemuan ini. Seperti pendapat dari beberapa slot garansi ahli yang juga percaya bahwa guci dan makam yang ditemukan di Carthage pada abad yang lalu adalah sisa-sisa penguburan anak-anak yang meninggal karena sebab alamiah, bukan bentuk pengorbanan bagi dewa kuno.
Sebagian besar dari mayat-mayat dikremasi, dan pembakaran bayi yang lahir mati atau meninggal yang memerlukan penggunaan kayu dalam proses ini.
Melansir dari laman Live Science, kayu tersebut sebenarnya menjadi bahan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Carthage untuk keperluan lainnya. Demikian diungkapkan oleh Patricia Smith, ahli antropologi biologi dan profesor emeritus di Universitas Ibrani Yerusalem, yang tidak terlibat dalam penemuan baru ini.
“Orang Kartago adalah pelaut. Mereka membutuhkan kayu untuk kapal, mereka membutuhkan kayu untuk kain, mereka membutuhkan kayu untuk peralatan mereka,” kata Smith.
Oleh karena itu kemungkinan orang Kartago hanya menggunakan sumber daya kayu untuk mengkremasi bayi sebagai ritual pengorbanan.