Blue Moon Muncul 30 Agustus, Datang Lagi 2037 – Pemandangan Blue Moon akan hadir di langit malam pada 30 Agustus 2023. Bulan akan muncul berlawanan dengan Matahari dalam garis bujur Bumi pada 9.36 PM Eastern Daylight Time (EDT). Sebagai informasi, EDT lebih lambat 11 jam dibanding Waktu Indonesia Barat (WIB). Fenomena Blue Moon akan menjadi full moon kedua pada Agustus ini. Berdasarkan keterangan yang dikutip dari laman NASA, bulan akan tampak penuh/purnama selama 3 hari, yakni Selasa malam (29/8/2023) hingga Jumat pagi (1/9/2023).
Istilah Blue Moon diperkenalkan berdasarkan definisi yang diperkenalkan oleh Sky & Telescope Magazine pada 1946. Namun, ada definisi Blue Moon yang lebih tua, setidaknya berasal dari tahun 1500-an. Definisi tahun 1500-an ini berasal dari nama bulan purnama ketiga pada suatu musim yang berisikan empat fase bulan.
Pada dasarnya, fenomena Blue Moon tidak benar-benar menampakkan Bulan yang berwarna biru. Kendati demikian, Bulan memang pernah tampak berwarna biru, setidaknya dikarenakan letusan Krakatau. Bagaimana kisahnya?
Blue Moon dan Letusan Krakatau
Ada suatu masa ketika penduduk Bumi melihat Bulan berwarna biru hampir setiap malam. Saat itu adalah pada tahun 1883 ketika Gunung Krakatau meletus.
Para ilmuwan menyamakan letusan itu dengan 100 megaton bom nuklir. Pada jarak 600 kilometer jauhnya, orang dapat mendengar gemuruhnya. Gumpalan abu pun membubung sampai puncak atmosfer dan Bulan menjadi tampak biru.
Ketika itu Bulan terlihat biru karena abu Krakatau. Beberapa awan abu dipenuhi partikel selebar sekitar 1 mikron. Ukuran ini pas untuk menghamburkan cahaya merah dan membiarkan warna lain hadir. Sinar bulan yang berwarna putih menembus awan dan tampak biru atau terkadang hijau.
Baca Juga: Perintah Putin ke Pejuang Wagner Usai Tewasnya Prigozhin
Fenomena Bulan yang tampak biru itu bertahan hingga beberapa tahun setelah erupsi. Orang juga melihat Matahari berwarna lavender.
Bulan bisa tampak berwarna biru bukan hanya karena letusan sedahsyat Gunung Krakatau. Letusan gunung berapi lain yang tak sekuat itu juga dapat menyebabkan Bulan terlihat biru.
Sebagai contoh, pada 1983 orang-orang melihat Bulan berwarna biru setelah erupsi EL Chichon di Meksiko. Selain itu, ada juga fenomena serupa yang disebabkan Gunung St Helens pada 1980 dan Gunung Pinatubo pada 1991.
Kunci dari fenomena blue moon akibat letusan gunung berapi adalah banyaknya partikel di udara yang sedikit lebih lebar dari panjang gelombang cahaya merah (0,7 mikron) dan tidak ada partikel ukuran serupa yang membersamai. Hal ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi gunung berapi terkadang mengeluarkan awan yang demikian.
Kapan Lagi ada Blue Moon?
Bisa disimpulkan, fenomena Blue Moon mendatang bukan berarti bulan tampak biru. Blue Moon adalah istilah untuk menjelaskan dua purnama pada bulan yang sama.
Sektiar 25 persen dari bulan purnama adalah Supermoon, tetapu cuma 3 persen saja yang merupakan Blue Moon. Jarak antar bulan biru yang purnama tidak teratur, bisa sampai 20 tahun, tetapi rata-rata jaraknya 10 tahun.
Fenomena Super Blue Moon berikutnya akan terjadi pada Januari dan Maret 2037.